Gedung Sekolah di Bogor Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Sebuah insiden kebakaran menggemparkan warga Kabupaten Bogor pada Senin pagi. Gedung salah satu sekolah dasar negeri di kawasan Kecamatan Cibinong dilaporkan terbakar hebat hingga membuat aktivitas belajar-mengajar lumpuh total. Asap tebal membumbung tinggi, disertai kobaran api yang melalap ruang kelas bagian timur sekolah.
Petugas pemadam kebakaran dari Dinas Damkar Kabupaten Bogor langsung dikerahkan ke lokasi setelah menerima laporan sekitar pukul 07.45 WIB. Meski api berhasil dijinakkan kurang dari satu jam, sejumlah ruang kelas mengalami kerusakan parah. Dugaan sementara, penyebab kebakaran adalah korsleting listrik yang terjadi di salah satu ruang guru.
“Korsleting listrik kerap dianggap sepele, padahal bisa menghanguskan seluruh bangunan hanya dalam hitungan menit.”
Kronologi Kejadian di Pagi Hari
Menurut keterangan warga sekitar, kebakaran bermula ketika beberapa guru baru saja tiba di sekolah untuk mempersiapkan kegiatan belajar. Sekitar pukul 07.30, seorang penjaga sekolah melihat percikan api dari atap ruangan guru, diikuti suara letupan kecil. Dalam waktu singkat, api merembet ke bagian langit-langit yang terbuat dari kayu.
Para guru yang panik langsung mengevakuasi siswa yang sudah datang lebih awal. Anak-anak berlari keluar halaman sambil menangis, sementara warga sekitar berusaha membantu memadamkan api menggunakan air seadanya.
Tak lama berselang, tiga unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi dan langsung melakukan penyemprotan ke titik api utama. Kobaran api baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 08.25 WIB.
Seorang saksi mata yang merupakan pedagang di depan sekolah mengatakan api terlihat dengan cepat menjalar dari ruang guru menuju ruang kelas di sebelahnya. “Waktu itu listrik sempat padam sesaat, lalu muncul asap hitam pekat dari atap sekolah. Kami langsung teriak minta tolong,” ujarnya.
Kondisi Gedung Setelah Kebakaran
Setelah api berhasil dipadamkan, petugas menemukan beberapa ruang kelas mengalami kerusakan parah. Dinding bagian dalam hangus, atap ambruk sebagian, dan sejumlah peralatan sekolah seperti komputer, lemari dokumen, serta buku-buku pelajaran hangus terbakar.
Bagian yang paling terdampak adalah ruang guru dan dua ruang kelas di sebelah timur gedung. Di lokasi juga ditemukan kabel listrik yang meleleh dan panel saklar utama yang terbakar. Hal ini memperkuat dugaan bahwa korsleting listrik menjadi pemicu utama.
Petugas kepolisian dari Polsek Cibinong langsung memasang garis polisi di sekitar bangunan yang terbakar untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor pun turut hadir untuk meninjau kondisi sekolah.
“Kerusakan gedung bukan hanya kehilangan aset fisik, tapi juga memadamkan semangat belajar ratusan siswa untuk sementara waktu.”
Dugaan Penyebab Korsleting
Tim teknis dari PLN yang datang ke lokasi menyebutkan adanya tanda-tanda korsleting di jaringan kabel tua di ruang guru. Kabel tersebut diduga tidak diganti selama bertahun-tahun dan sudah rapuh akibat usia serta paparan panas.
Beberapa guru juga mengaku sering mendengar bunyi ‘cetrek’ kecil dari stop kontak dan melihat lampu berkedip sebelum kejadian. Namun, karena dianggap tidak terlalu parah, mereka tidak segera memanggil teknisi.
Korsleting listrik sendiri kerap terjadi karena sambungan kabel yang tidak sempurna atau isolasi kabel yang rusak. Arus listrik yang melompat dari satu titik ke titik lain menghasilkan panas berlebih yang kemudian memicu kebakaran.
“Listrik tidak mengenal kompromi. Sekali terjadi loncatan arus, percikan kecil bisa berubah menjadi bencana besar.”
Reaksi Cepat Petugas dan Warga
Tindakan cepat petugas pemadam kebakaran patut diapresiasi. Meski lokasi sekolah berada di jalan sempit, petugas berhasil menembus kerumunan warga dan memadamkan api sebelum menjalar ke seluruh bangunan.
Warga sekitar juga bahu-membahu membantu proses evakuasi. Sebagian membantu memindahkan motor dan mobil yang terparkir di halaman, sementara yang lain membantu mengevakuasi dokumen sekolah dan menyelamatkan peralatan yang belum terbakar.
Kepala Dinas Damkar Kabupaten Bogor mengungkapkan bahwa keberhasilan mengendalikan api tidak lepas dari koordinasi cepat dengan pihak kepolisian dan PLN. “Begitu kami dapat laporan, tim langsung bergerak. Untungnya listrik cepat diputus oleh PLN, sehingga api tidak menjalar ke seluruh blok sekolah,” ujarnya.
Aktivitas Sekolah Lumpuh Sementara
Pasca kebakaran, kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut dihentikan sementara waktu. Sekitar 300 siswa terpaksa diliburkan selama proses pembersihan dan perbaikan dilakukan. Pihak Dinas Pendidikan telah menyiapkan opsi pemindahan kegiatan belajar ke sekolah terdekat agar siswa tetap dapat mengikuti pelajaran.
Beberapa orang tua siswa yang datang ke lokasi tampak sedih melihat kondisi sekolah anak mereka. Buku, seragam, dan perlengkapan belajar banyak yang ikut hangus terbakar. Sebagian dari mereka berharap pemerintah daerah bisa segera melakukan perbaikan agar kegiatan belajar bisa kembali normal.
“Sekolah bukan sekadar tempat belajar, tapi juga rumah kedua bagi anak-anak. Melihatnya terbakar seperti kehilangan bagian dari masa depan mereka.”
Evaluasi Keamanan Listrik di Sekolah
Insiden ini menjadi alarm penting bagi banyak sekolah lain di Indonesia, terutama yang memiliki bangunan lama. Pemeriksaan instalasi listrik yang jarang dilakukan menjadi celah berbahaya.
Menurut para ahli, setiap gedung publik seperti sekolah wajib melakukan uji instalasi listrik minimal dua tahun sekali. Pemeriksaan ini meliputi kondisi kabel, panel distribusi, dan alat elektronik seperti komputer atau kipas angin yang digunakan setiap hari.
Sayangnya, di banyak sekolah negeri, perawatan listrik sering kali diabaikan karena keterbatasan anggaran. Akibatnya, banyak kabel yang dibiarkan menua, sambungan longgar, dan grounding tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
“Pendidikan memang penting, tapi keselamatan sekolah harus jadi prioritas pertama. Tak ada artinya kurikulum canggih jika gedungnya tak aman dari api.”
Pemerintah Daerah Siapkan Bantuan Perbaikan
Bupati Bogor menyampaikan rasa prihatin dan menugaskan Dinas Pendidikan serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk segera melakukan pendataan kerusakan. Pemerintah juga berjanji akan membantu perbaikan gedung dalam waktu dekat.
Tim dari Dinas Sosial turut menyalurkan bantuan darurat berupa seragam sekolah, alat tulis, dan perlengkapan belajar untuk siswa. Sementara itu, aparat desa bersama warga bergotong royong membersihkan puing-puing sisa kebakaran.
Selain itu, pemerintah daerah akan mengeluarkan surat edaran agar seluruh sekolah di wilayah Bogor segera memeriksa ulang instalasi listrik mereka.
“Kebakaran seperti ini seharusnya bisa dicegah. Jangan tunggu korban baru kita sadar pentingnya keselamatan listrik di sekolah.”
Suasana Emosional di Lokasi Kejadian
Pasca insiden, suasana haru terasa di lingkungan sekolah. Beberapa siswa yang datang bersama orang tua mereka terlihat menatap puing-puing bekas ruang kelas tempat mereka biasa belajar.
Guru-guru tampak sibuk mencari sisa dokumen penting yang mungkin masih bisa diselamatkan. Salah satu guru perempuan tak kuasa menahan tangis saat melihat lemari buku yang hangus. “Semua hasil karya siswa, catatan pelajaran, habis terbakar. Tapi yang penting anak-anak selamat,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Warga yang melintas juga berhenti sejenak, banyak di antara mereka memotret puing bangunan dan mengunggahnya ke media sosial dengan doa agar sekolah tersebut segera bangkit kembali.
“Kebakaran ini bukan sekadar kehilangan bangunan, tapi juga kehilangan kenangan, perjuangan, dan semangat.”
Analisis: Mengapa Korsleting Masih Sering Terjadi
Fenomena korsleting listrik yang memicu kebakaran masih sering terjadi di Indonesia, terutama di fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, dan perkantoran. Sebagian besar disebabkan oleh tiga faktor utama:
- Instalasi tua yang tidak pernah diganti.
Banyak sekolah berdiri sejak puluhan tahun lalu dan belum pernah melakukan peremajaan kabel. - Beban listrik berlebih.
Penambahan perangkat elektronik seperti AC, komputer, dan printer sering tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas instalasi. - Kurangnya pengawasan teknis.
Sekolah jarang memiliki teknisi khusus yang memantau kondisi kelistrikan.
Sementara itu, kesadaran akan pentingnya keselamatan listrik masih rendah. Banyak pihak baru bereaksi setelah musibah terjadi.
“Korsleting tidak pernah datang tanpa tanda. Hanya saja, kita sering mengabaikan peringatan kecil sebelum api muncul.”
Harapan dan Langkah Selanjutnya
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden kebakaran di Bogor ini, kejadian tersebut menjadi pengingat keras bagi semua pihak. Setiap sekolah, kantor, maupun rumah harus lebih memperhatikan kondisi instalasi listrik.
Dinas Pendidikan Bogor berencana membentuk tim inspeksi keselamatan bangunan sekolah untuk mencegah kejadian serupa. Mereka juga mendorong agar pihak sekolah rutin mematikan semua aliran listrik setelah jam kegiatan berakhir.
Sementara itu, pihak PLN berkomitmen membantu pengecekan gratis untuk sekolah-sekolah yang memiliki bangunan lama.
















