Megawati: PDI-P Tetap Bersuara Lantang Meski Bukan Oposisi Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, kembali menegaskan sikap partainya dalam dinamika politik nasional usai Pemilu 2024. Dalam pernyataan terbarunya, Megawati menegaskan bahwa PDI-P akan tetap menjadi kekuatan politik yang bersuara lantang—meskipun tidak berada dalam posisi oposisi maupun koalisi pemerintahan.
Pernyataan ini menjadi sorotan penting, mengingat status PDI-P sebagai partai penguasa selama dua periode terakhir bersama Presiden Joko Widodo. Kini, pasca Pilpres 2024, PDI-P memilih untuk tidak secara otomatis berada di barisan oposisi, tetapi juga tidak ikut serta dalam koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.
Megawati PDI-P Pilih Jalur Kritis Konstruktif
Dalam pidatonya pada Rakernas PDI-P, Megawati menyebutkan bahwa partainya memilih mengambil sikap “kritis konstruktif”. Sikap ini dimaksudkan agar PDI-P tetap aktif dalam pengawasan dan koreksi terhadap kebijakan pemerintah, namun tanpa memusuhi pihak manapun.
“Kami tidak bersembunyi di balik istilah oposisi, karena bagi kami yang utama adalah menjaga demokrasi dan menyuarakan kepentingan rakyat,” ujar Megawati dalam pidatonya yang disambut tepuk tangan kader.
Sebagai penulis, saya melihat pendekatan ini sebagai strategi politik yang fleksibel. Di tengah menguatnya polarisasi, PDI-P tampaknya ingin mengambil posisi penyeimbang yang tidak sekadar menentang, tetapi juga tidak membebek kekuasaan.
Megawati Sejarah Sikap Politik PDI-P
Bukan pertama kalinya PDI-P mengambil jalur politik yang tidak selalu linear dengan kekuasaan. Dalam periode 2004–2014, ketika berada di luar pemerintahan, PDI-P tetap aktif dalam menyuarakan kritik terhadap kebijakan neoliberal dan sentralisasi kekuasaan.
Kini, pasca Pilpres 2024, di mana pasangan Ganjar-Mahfud yang diusung PDI-P kalah dari Prabowo-Gibran, banyak yang berspekulasi partai berlambang banteng itu akan menjadi oposisi tegas. Namun, pernyataan Megawati justru menunjukkan nuansa baru dalam peran politik partai di parlemen.
Strategi Politik Baru: Di Luar Oposisi, Di Luar Koalisi
Megawati menyatakan bahwa PDI-P ingin mengembalikan esensi demokrasi yang sehat, di mana kritik dan kontrol bukan berarti permusuhan. Dengan berada di luar dua kutub ekstrem, PDI-P berambisi menjadi suara rakyat yang independen.
Fokus pada Isu Rakyat:
- Isu pangan dan pertanian
- Penegakan hukum dan HAM
- Perlindungan terhadap kelompok rentan
- Pendidikan dan kesehatan publik
PDI-P menegaskan akan tetap menggunakan kekuatan legislasi di DPR untuk memastikan arah kebijakan pemerintah tetap prorakyat.
Tanggapan Publik dan Pengamat
Banyak pengamat menilai bahwa langkah Megawati ini merupakan bentuk “soft opposition” atau oposisi lunak, yakni berada di luar kekuasaan tapi tidak bersikap konfrontatif. Hal ini dinilai cocok dengan karakter partai yang memiliki akar ideologis kuat dan massa loyal.
Namun, ada pula kritik bahwa posisi ini bisa menimbulkan ambiguitas dan membuat masyarakat sulit memahami sikap politik partai.
Sebagai pengamat politik, saya menilai bahwa sikap ini adalah bentuk evolusi dari oposisi tradisional menuju oposisi modern yang lebih taktis dan berorientasi pada hasil kebijakan, bukan sekadar suara keras.
Menakar Dampak Terhadap Politik Nasional
Dengan komposisi kursi di DPR yang signifikan, PDI-P tetap memiliki kekuatan untuk mempengaruhi arah kebijakan. Sikap “berdiri sendiri” ini bisa membuka ruang kerja sama dengan pihak manapun, sepanjang sejalan dengan kepentingan publik.
Langkah ini juga dapat menjadi contoh bagi partai-partai lain agar tidak terjebak dalam politik transaksional antara koalisi dan oposisi.
Megawati Demokrasi Perlu Suara yang Lantang Tapi Bijak
Pernyataan Megawati bahwa PDI-P akan tetap bersuara lantang meski bukan oposisi maupun koalisi, mencerminkan posisi politik yang dinamis namun tetap bertanggung jawab. Dalam konteks demokrasi yang matang, kehadiran kekuatan politik seperti ini sangat penting sebagai pengimbang kekuasaan.
Sebagai penulis, saya mengapresiasi keberanian PDI-P untuk mengambil jalur politik yang tidak populer namun berprinsip. Semoga suara lantang itu tidak hanya terdengar di parlemen, tetapi juga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.