Berpulangnya Paimo, Sosok di Balik Legenda Kuliner Semarang

Kuliner131 Views

Berpulangnya Paimo, Sosok di Balik Legenda Kuliner Semarang Semarang, 18 April 2025 – Duka mendalam menyelimuti dunia kuliner Indonesia, khususnya di Semarang. Paimo Al Suparmo, pria sederhana yang berjasa memperkenalkan leker dengan berbagai topping kekinian, telah berpulang pada Kamis, 11 April 2025 pukul 03.00 WIB di usia 58 tahun.

Leker Paimo bukan hanya jajanan kaki lima. Ia adalah bagian dari memori kolektif warga Semarang. Kepergian Paimo bukan hanya kehilangan seorang penjual, tetapi juga kehilangan tokoh inovatif yang mengubah jajanan sederhana menjadi ikon kuliner nasional.

Perjalanan Awal: Dari Pikulan Hingga Jadi Kuliner Legenda

Bermula dari Jalanan Kebon Dalem

Perjalanan hidup Paimo dalam dunia kuliner dimulai sejak tahun 1978, ketika ia dan sang istri menjual leker keliling dengan pikulan di kawasan Kebon Dalem, Semarang. Modal awalnya hanya Rp100 ribu dan semangat pantang menyerah.

Pada tahun 1996, Paimo menetap dan membuka lapak tetap di depan SMA Kolese Loyola, yang akhirnya menjadi markas ikonik Leker Paimo selama puluhan tahun.

Inovasi Rasa: Leker Tak Lagi Sekadar Cokelat

Paimo Menciptakan Varian Leker Modern Sebelum Jadi Tren

Jika dulu leker identik dengan rasa klasik seperti cokelat dan keju, Paimo menjadi pionir dalam menciptakan varian topping modern. Ia menambahkan:

  • Kornet
  • Telur
  • Tuna
  • Sosis
  • Keju mozarella

Dengan dua jenis kulit: tipis renyah dan tebal legit, kreasi Paimo menjadi primadona bukan hanya untuk warga lokal, tapi juga pelancong dari luar kota bahkan luar negeri.

“Saya ingin leker ini tetap jadi makanan pinggir jalan, tapi rasanya nggak kalah sama kafe,” ujar Paimo dalam salah satu wawancaranya.

Kepribadian Ramah dan Humoris yang Melekat di Hati Pelanggan

Bercanda Jadi Ciri Khas Saat Melayani

Paimo bukan hanya pedagang, tapi juga entertainer. Ia sering bercanda dengan pelanggan sambil membuatkan leker. Beberapa pengunjung bahkan mengaku kembali datang bukan hanya karena rasa, tapi karena suasana akrab dan penuh canda dari Paimo sendiri.

Aksi lempar kulit pisang ke arah temannya, godaan pada pelanggan, hingga celetukan khas membuat antrean panjang Leker Paimo tak pernah terasa membosankan.

Peninggalan yang Tak Akan Dilupakan

Bisnis Akan Dilanjutkan oleh Keluarga dan Tim

Keluarga Paimo menyatakan bahwa usaha Leker Paimo akan tetap dilanjutkan, dijaga oleh tim dan karyawan yang sudah belajar langsung dari beliau. Setelah masa tahlilan tujuh hari selesai, lapak akan kembali dibuka seperti biasa.

Kuliner Dukungan dari Pelanggan dan Netizen

Media sosial pun dibanjiri ucapan duka dan nostalgia dari warganet. Banyak yang membagikan foto-foto lawas saat menyantap leker langsung dari tangan Paimo, lengkap dengan caption penuh kenangan.

Leker Paimo, Lebih dari Sekadar Jajanan Jalanan

Kuliner yang Melekat di Budaya Kota Semarang

Leker Paimo bukan hanya makanan—ia adalah cerita. Sebuah bentuk kuliner jalanan yang berevolusi menjadi warisan budaya, yang dirintis oleh tangan seorang pria sederhana dengan semangat luar biasa.

Kini, meskipun Paimo telah tiada, warisannya akan terus hidup lewat setiap adonan tipis yang digulung, setiap topping yang meleleh di mulut, dan setiap senyum pelanggan yang puas.

Sosok Hebat di Balik Leker Kuliner Legendaris

Berpulangnya Paimo adalah kehilangan besar bagi Semarang dan dunia kuliner tanah air. Namun, sosoknya akan tetap hidup dalam setiap gigitan Leker Paimo yang tak lekang oleh waktu. Ia bukan hanya penjual makanan—ia adalah pelopor, inovator, dan inspirasi bagi generasi berikutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *